Omah Fakta – Pada Senin, 27 Januari 2025, para penyintas Holocaust dan sejumlah pemimpin dunia berkumpul di lokasi kamp konsentrasi Auschwitz yang terletak di Polandia Selatan untuk memperingati 80 tahun pembebasan kamp tersebut. Upacara peringatan yang penuh makna ini dihadiri oleh sejumlah tokoh internasional, termasuk Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Raja Inggris Charles III, Presiden Prancis Emmanuel Macron, serta Presiden Polandia Andrzej Duda. Selain itu, perwakilan dari sekitar 60 negara dan organisasi internasional turut hadir dalam acara tersebut.
Upacara utama dilaksanakan di sebuah tenda besar yang didirikan di dekat gerbang utama Auschwitz II-Birkenau, yang dikenal sebagai kamp pembantaian terbesar yang dibangun oleh Nazi selama Perang Dunia II. Sekitar 3.000 partisipan, termasuk penyintas Holocaust dan keluarga mereka, berkumpul di tempat tersebut untuk menghormati para korban serta mengenang kembali kengerian yang terjadi selama periode tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Polandia Andrzej Duda memberikan penghormatan kepada korban-korban Holocaust dan menekankan pentingnya peran Polandia dalam merawat situs bersejarah tersebut. Duda menegaskan bahwa negara Polandia memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan menjaga situs-situs seperti Auschwitz agar kenangan tentang kejadian tersebut tetap hidup, serta menjadi pengingat bagi generasi mendatang. “Polandia merawat situs-situs ini untuk melindungi kenangan, agar tetap hidup, sehingga orang-orang selalu mengingatnya,” ujarnya dengan penuh emosi.
Tanggal 27 Januari diperingati sebagai Hari Peringatan Holocaust Internasional, yang ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2005. Hari ini memiliki makna yang sangat mendalam, karena memberikan penghormatan kepada lebih dari 6 juta korban yang kehilangan nyawa akibat kekejaman Nazi, termasuk lebih dari 3 juta warga Polandia keturunan Yahudi yang dibunuh selama Perang Dunia II.
Kamp konsentrasi Auschwitz didirikan oleh rezim Nazi pada tahun 1940, dan menjadi saksi bisu dari pembantaian sistematis yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi, Romani, dan kelompok-kelompok lain yang dianggap musuh oleh Nazi. Diperkirakan lebih dari 1,1 juta orang dibunuh di kamp tersebut selama masa operasinya. Tentara Soviet berhasil membebaskan kamp tersebut pada tanggal 27 Januari 1945, yang kini diperingati setiap tahunnya untuk memastikan bahwa peristiwa mengerikan ini tidak akan dilupakan oleh dunia.
Upacara peringatan yang berlangsung pada 27 Januari ini juga dihadiri oleh banyak penyintas Holocaust, yang turut menceritakan pengalaman mereka yang penuh derita selama berada di kamp tersebut. Kehadiran mereka menjadi simbol penting untuk terus mengenang dan mengingatkan dunia akan bahaya kebencian, diskriminasi, dan ketidakadilan.
Para pemimpin dunia yang hadir dalam peringatan ini juga menegaskan pentingnya menjaga perdamaian dan mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan. Peristiwa Holocaust menunjukkan kepada dunia betapa pentingnya toleransi, penghargaan terhadap hak asasi manusia, dan perlindungan terhadap kelompok-kelompok yang rentan dari kekerasan.
Hari peringatan ini, selain menjadi waktu untuk mengenang, juga menjadi momen penting untuk pendidikan sejarah dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk melawan kebencian dan intoleransi, para penyintas dan pemimpin dunia mengingatkan kita bahwa kewajiban kita adalah untuk terus mengingat dan mempelajari sejarah, serta memastikan bahwa peristiwa mengerikan seperti Holocaust tidak terulang lagi di masa mendatang.
Dengan setiap peringatan yang dilaksanakan, dunia terus berupaya untuk menjaga agar sejarah tetap hidup dalam ingatan kita semua, sebagai bentuk penghormatan kepada korban-korban yang telah pergi, dan sebagai pengingat penting bagi generasi masa depan.