Omah Fakta – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah, menyampaikan harapan besar agar para akademisi, termasuk dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dapat turut serta memberikan kontribusi aktif dalam Program Tiga Juta Rumah. Fahri menekankan pentingnya dukungan tersebut dalam rangka mempercepat pelaksanaan program yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan hunian bagi masyarakat Indonesia.
Fahri menjelaskan bahwa peran akademisi, khususnya dari UGM, sangat penting dalam mendesain prototipe bangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, mahasiswa dapat turut dilibatkan dalam proses pendampingan masyarakat, terutama dalam penyediaan rumah secara swadaya. Fahri mengungkapkan bahwa pelibatan akademisi dalam proyek besar ini dapat memberikan solusi inovatif dalam menciptakan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat, baik di desa, pesisir, maupun kota.
Fahri Hamzah juga menekankan bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai pondasi dari peradaban dan pendidikan manusia. Oleh karena itu, keberhasilan Program Tiga Juta Rumah sangat bergantung pada kolaborasi berbagai pihak, termasuk akademisi, yang dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan desain bangunan yang tepat, sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam kesempatan tersebut, Fahri mengungkapkan keyakinannya bahwa Presiden Prabowo, yang turut mendorong percepatan pembangunan rumah di seluruh Indonesia, telah memicu semangat untuk menciptakan hunian yang benar-benar hebat. Fahri berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk akademisi, dapat mengubah wajah perumahan di Indonesia dan membangun peradaban baru yang lebih baik. Dengan desain rumah yang baik dan masif, program ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam penyediaan hunian yang layak bagi masyarakat Indonesia.
Selain itu, Fahri juga menyebutkan bahwa Kementerian PKP saat ini tengah menjalankan tiga langkah strategis dalam rangka mempercepat pelaksanaan program tersebut. Langkah pertama adalah regulasi yang melindungi dan mendorong pembangunan perumahan secara masif. Kedua, inisiatif kelembagaan dengan mengaktifkan kembali satuan tugas (satgas) untuk mendorong pelaksanaan program ini. Ketiga, mobilisasi sumber daya manusia dan anggaran yang diperlukan untuk mencapai target pembangunan rumah yang telah ditetapkan.
Fahri Hamzah juga melanjutkan dengan memberikan informasi tentang diskusi yang telah dilakukan bersama Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam pertemuan tersebut, berbagai hal terkait pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kampus UGM dibahas, termasuk salah satunya adalah pengembangan kawasan perumahan di Lembah Code Yogyakarta. Selain itu, juga dibahas upaya untuk mensinergikan kegiatan Kementerian PKP dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini diharapkan dapat mendorong pengembangan model, media, dan modul yang lebih baik dalam hal pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di kawasan padat penduduk.
Ketua Dewan Guru Besar UGM, M. Baiquni, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan penjelasannya tentang Pengembangan Model Perumahan Layak Huni di Kawasan Permukiman Padat Penduduk, khususnya di Lembah Code Yogyakarta. Baiquni berharap dapat menghubungkan dan menyinergikan gagasan dari UGM dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Dengan sinergi tersebut, diharapkan proses penataan kawasan perumahan dan permukiman dapat berjalan dengan baik, memberikan manfaat bagi masyarakat, serta berkontribusi dalam mewujudkan Program Tiga Juta Rumah.
Melalui kolaborasi antara pemerintah dan akademisi, Fahri Hamzah percaya bahwa Program Tiga Juta Rumah akan dapat berjalan lebih cepat dan efektif, sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaat dari program perumahan yang terjangkau dan layak huni.