Omah Fakta – Lebih dari 500.000 pengungsi Palestina dilaporkan telah kembali ke Gaza utara dalam waktu 72 jam sejak Senin, 27 Januari 2025. Menurut laporan dari kantor media yang dikelola oleh Hamas, para pengungsi tersebut kembali ke wilayah tersebut dari berbagai daerah di Gaza bagian selatan dan tengah, setelah sempat mengungsi untuk menghindari kekerasan yang terjadi akibat pertempuran antara Israel dan Hamas. Para pengungsi ini melintasi jalan-jalan utama seperti Al-Rashid dan Salah Al-Din yang menghubungkan berbagai kegubernuran di Gaza.
Kembalinya para pengungsi ini menjadi mungkin setelah Israel mulai memberikan izin untuk mereka kembali ke utara Jalur Gaza, yang sebelumnya dilanda kekerasan hebat. Keputusan ini menyusul tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung selama 15 bulan. Gencatan senjata ini menangguhkan pertempuran dan memberikan kesempatan bagi sebagian pengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, dalam sebuah pernyataan menyampaikan bahwa mereka berencana untuk membebaskan tiga tahanan Israel pada Kamis, 30 Januari 2025, sebagai bagian dari langkah-langkah yang lebih luas dalam perjanjian damai. Sebagai balasan, Israel berencana untuk membebaskan 110 tahanan Palestina yang telah ditahan sebelumnya. Langkah ini dipandang sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki hubungan dan mengurangi ketegangan yang telah berlangsung lama.
Di sisi lain, otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, 63 jenazah diterima di rumah sakit-hospital Gaza, termasuk 59 jenazah yang ditemukan di reruntuhan bangunan, dua jenazah yang meninggal karena luka-luka, serta dua kematian baru yang terjadi. Dengan tambahan korban ini, jumlah total korban tewas sejak 7 Oktober 2023 menjadi 47.417 orang, dengan lebih dari 111.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
Meskipun gencatan senjata membawa harapan bagi sebagian besar warga Gaza, tantangan kemanusiaan masih terus berlangsung. Infrastruktur yang hancur, serta rumah-rumah yang rusak akibat konflik, memperburuk kondisi kehidupan bagi banyak warga yang telah mengungsi. Para pengungsi yang kembali seringkali menghadapi kenyataan pahit dengan rumah-rumah yang telah rusak berat dan fasilitas yang terbatas.
Dalam hal ini, dunia internasional terus mengawasi perkembangan situasi ini dengan harapan bahwa kesepakatan damai yang tercapai dapat bertahan lebih lama dan memberikan kesempatan bagi perbaikan kondisi kehidupan rakyat Palestina di Gaza. Meski ada langkah positif yang diambil oleh Israel dalam hal pengembalian pengungsi, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memastikan pemulihan yang menyeluruh bagi Gaza.