Omah Fakta – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, baru-baru ini melakukan inspeksi di pangkalan produksi bahan nuklir dan lembaga senjata nuklir negara tersebut. Dalam kunjungannya, Kim menekankan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang sangat krusial bagi negara itu. Pernyataan tersebut disampaikan oleh kantor berita resmi Korea Utara, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), pada Rabu (29/1).
Selama kunjungan tersebut, Kim diberikan pengarahan mengenai perkembangan terkini dalam produksi bahan nuklir, khususnya bahan nuklir yang digunakan untuk senjata. Kim juga memeriksa proses inti utama dalam produksi bahan nuklir tingkat senjata yang berlangsung di fasilitas tersebut. Dalam kesempatan itu, Kim menyatakan bahwa tahun 2025 adalah tahun yang sangat penting karena merupakan tahun di mana beberapa tugas besar akan diselesaikan dan akan dilanjutkan dengan tugas-tugas berikutnya, yang semuanya terkait dengan penguatan kekuatan nuklir Korea Utara. Meskipun demikian, Kim tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tugas apa yang akan diselesaikan pada tahun tersebut.
Pada bulan lalu, media Korea Selatan melaporkan bahwa Pyongyang mungkin akan segera melakukan uji coba nuklir baru, yang tentunya akan memperburuk ketegangan di kawasan tersebut. Namun, Kim Jong-un tidak memberikan konfirmasi terkait laporan tersebut dalam pernyataannya baru-baru ini.
Sementara itu, di Washington, Gedung Putih menyampaikan pada Selasa (28/1) bahwa Presiden Donald Trump berkomitmen untuk terus berupaya mewujudkan “denuklirisasi penuh Korea Utara.” Trump juga menyatakan bahwa ia akan menghubungi Kim Jong-un, mengingat pertemuan bersejarah yang pernah terjadi antara keduanya selama masa jabatan pertama Trump. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada ketegangan antara kedua negara, dialog antara mereka masih menjadi prioritas bagi pemerintah Amerika Serikat.
Dalam kunjungan ke fasilitas nuklir tersebut, Kim juga berjanji akan memperkuat daya tangkal nuklir Korea Utara sebagai bagian dari strategi pertahanan diri negara tersebut. Ia menekankan bahwa lingkungan eksternal yang dihadapi Korea Utara saat ini masih sangat suram. Menurut Kim, tantangan dari kekuatan-kekuatan musuh yang berusaha untuk menguasai negara tersebut semakin berat. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa kekuatan mutlak yang dapat menekan musuh secara menyeluruh dan mengendalikan situasi dengan aktif bukan hanya sekadar deklarasi atau slogan kosong. Kim menyebutkan bahwa hal tersebut akan tercapai melalui penimbunan dan peningkatan kekuatan fisik yang nyata, bukan hanya berbicara tentang potensi atau ambisi belaka.
Pernyataan Kim ini semakin memperjelas bahwa Korea Utara berkomitmen untuk terus mengembangkan program nuklirnya, meskipun mendapat tekanan dari komunitas internasional untuk menangguhkan pengembangan senjata nuklir. Sementara itu, Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya terus mendesak agar Korea Utara mematuhi resolusi PBB dan melakukan denuklirisasi secara menyeluruh.
Dengan perkembangan ini, tahun 2025 tampaknya akan menjadi titik penting dalam hubungan internasional yang melibatkan Korea Utara. Seluruh dunia akan mengawasi apakah negara tersebut akan benar-benar menyelesaikan tugas-tugas yang dijanjikan Kim, atau apakah ketegangan global akan semakin meningkat seiring dengan pengembangan kekuatan nuklir yang semakin masif.