Al Quds Brigade Respon Israel Hambat Kembalinya Warga Palestina ke Gaza Utara

Sumber: antaranews.com
Omah Fakta -Pada hari Ahad, sayap militer gerakan Jihad Islam, Brigade Al Quds, menyatakan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah penting untuk merespons klaim Israel yang menghalangi kembalinya warga Palestina yang dipaksa mengungsi dari Gaza selatan ke utara. Brigade Al Quds menegaskan bahwa mereka sedang berupaya untuk menghapus alasan yang dibuat oleh musuh untuk menghalangi kembalinya rakyat Palestina ke wilayah utara Gaza.
Dalam pernyataan yang disampaikan, Brigade Al Quds mengungkapkan bahwa mediator dari Qatar dan Mesir telah menerima jaminan yang menyatakan bahwa Arbel Yehud, warga Zionis yang disandera, masih hidup dan dalam keadaan sehat. Brigade ini juga menegaskan bahwa waktu serta kesepakatan mengenai pembebasan Arbel Yehud, yang telah diputuskan oleh pimpinan politik gerakan bersama dengan mediator, akan segera dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, Brigade Al Quds menyoroti bahwa Israel sengaja mengganggu kehidupan rakyat Palestina, bahkan mencabut kebahagiaan mereka. Dalam sebuah pernyataan di Telegram, brigade ini menekankan bahwa mereka telah melakukan langkah-langkah strategis yang krusial untuk menanggapi situasi ini dan mengatasi halangan-halangan yang dibuat oleh pihak musuh.
Di sisi lain, otoritas Israel diketahui telah melarang warga Palestina untuk kembali ke Gaza utara hingga Arbel Yehud dibebaskan. Namun, kelompok Hamas, yang juga terlibat dalam perundingan, memastikan bahwa sandera sipil, termasuk Arbel Yehud, akan dibebaskan dalam pertukaran sandera dan tahanan yang dijadwalkan pada tahap berikutnya. Ini adalah bagian dari perjanjian gencatan senjata yang disepakati, yang telah dimulai sejak 19 Januari, dan akan berlangsung selama enam minggu ke depan.
Perjanjian tersebut menjadi sorotan global, terutama karena mengakhiri periode panjang serangan militer yang dilakukan oleh Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023. Gencatan senjata ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat Palestina yang terdampak perang untuk mendapatkan bantuan dan perlindungan.
Pada tahap pertama dari gencatan senjata ini, tujuh tawanan Israel, termasuk empat tentara, telah dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan 290 tahanan Palestina. Kesepakatan ini juga mencakup upaya untuk memfasilitasi penyelesaian masalah kemanusiaan yang semakin memburuk, termasuk krisis yang telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang dan kehancuran yang meluas di wilayah tersebut.
Perang yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 ini telah menciptakan salah satu bencana kemanusiaan global terburuk dalam sejarah modern, dengan dampak yang sangat memprihatinkan terhadap warga sipil, terutama anak-anak dan orang tua. Korban jiwa yang terus bertambah, serta kerusakan infrastruktur yang sangat parah, menjadikan situasi ini semakin sulit untuk diatasi. Masyarakat internasional telah mengecam kekerasan yang terjadi, sementara upaya-upaya perdamaian dan gencatan senjata terus dilakukan untuk meredakan ketegangan dan membawa kedamaian bagi rakyat Palestina yang terus menderita.