Omah Fakta – Pada tahun 2024, China kembali melanjutkan pelonggaran kebijakan visanya untuk mendukung keterbukaan dan meningkatkan pertukaran antarmasyarakat. Salah satu langkah terbarunya adalah perpanjangan kebijakan transit bebas visa yang memungkinkan pengunjung asing untuk tinggal di negara itu tanpa visa selama 240 jam, atau sekitar 10 hari. Kebijakan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pelancong dan pebisnis asing, serta mempercepat pemulihan sektor pariwisata yang sempat terdampak pandemi.
Statistik yang dirilis oleh Trip.com Group, penyedia layanan perjalanan daring terkemuka asal China, menunjukkan bahwa volume pemesanan perjalanan menuju China selama liburan Tahun Baru Imlek mengalami lonjakan sebesar 203 persen dibandingkan tahun lalu. Hal ini menandakan bahwa minat terhadap pariwisata China semakin meningkat seiring dengan kemudahan akses yang diberikan melalui kebijakan visa ini.
Chen Xi, yang merupakan chairman dari Guangxi Sunrise International Travel Service Co., Ltd., menyampaikan bahwa perusahaan tempatnya bekerja telah mencatatkan peningkatan 20 persen dalam permintaan informasi dari wisatawan internasional, khususnya dari Eropa dan Amerika Serikat. Kenaikan permintaan ini dapat dikaitkan dengan optimalisasi kebijakan transit bebas visa yang diterapkan oleh pemerintah China.
Pada 2024, Yangshuo, salah satu destinasi populer di Guangxi, melaporkan jumlah wisatawan masuk yang mencapai 363.400 orang, meningkat hingga 268 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini merupakan bukti bahwa kebijakan baru ini telah memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata di China.
Untuk mendukung pengalaman wisatawan internasional, beberapa langkah tambahan juga telah diterapkan di berbagai lokasi di China. Di Guangxi, misalnya, pos pemeriksaan perbatasan umum telah meluncurkan layanan hotline imigrasi 24 jam yang dapat dihubungi oleh wisatawan untuk mendapatkan informasi terkait kebijakan imigrasi. Selain itu, pemasangan rambu-rambu baru di pos-pos imigrasi juga bertujuan untuk mempermudah pengunjung asing dalam menyelesaikan proses administrasi terkait imigrasi.
Lyu Zhanjiang, wakil kepala stasiun umum di Guangxi, menjelaskan bahwa berbagai inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan pengalaman yang lebih nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjung sejak kedatangan mereka di China. Kebijakan ini juga bertujuan untuk menciptakan suasana yang ramah dan hangat, yang akan meningkatkan citra negara di mata wisatawan internasional.
Dengan Asian Winter Games 2025 yang semakin dekat, banyak kawasan di China, terutama di bagian timur laut, telah siap menarik lebih banyak wisatawan dengan salju dan es yang menarik. Bandar udara di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, misalnya, telah menerima lebih dari 6.500 wisatawan asing yang masuk secara bebas visa pada bulan Januari 2024, mencakup lebih dari 75 persen total wisatawan internasional yang datang pada periode tersebut. Peningkatan jumlah wisatawan ini mencerminkan efektivitas kebijakan visa dalam menarik perhatian pelancong internasional, dengan mayoritas wisatawan berasal dari Rusia, Korea Selatan, dan Thailand.
Seorang wisatawan Jerman, Lukas Muller, mengungkapkan bahwa ia tertarik untuk mengunjungi Provinsi Jilin setelah terinspirasi oleh seorang temannya. Muller, yang biasa bermain ski di Eropa, berharap bisa mencoba resor ski di Gunung Changbai. Ia juga berencana untuk merayakan Tahun Baru Imlek di China, mencicipi kuliner tradisional seperti pangsit, serta merasakan berbagai adat istiadat yang selama ini hanya ia dengar.
Di Jilin, sejumlah resor ski mengalami lonjakan pengunjung yang signifikan. Beidahu Ski Resort, misalnya, mencatatkan peningkatan wisatawan sebesar 75,6 persen pada musim ini. Pendapatan yang diperoleh dari resor tersebut juga naik 73 persen. Sementara itu, Vanke Songhua Lake Resort yang juga terletak di Jilin, melaporkan kenaikan pengunjung sebesar 20,6 persen, dengan pendapatan meningkat sebesar 19,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan bebas visa memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata di daerah-daerah tertentu, terutama yang memiliki daya tarik wisata alam seperti resor ski.
Yao Hua, seorang sosiolog di Akademi Ilmu Sosial Guangxi, berpendapat bahwa kebijakan transit bebas visa telah memberikan dampak yang sangat positif bagi pasar pariwisata China. Dengan kebijakan ini, lebih banyak wisatawan internasional dapat lebih memahami China dengan cara yang lebih mendalam. Selain itu, pertukaran antarmasyarakat yang semakin intensif akan meningkatkan kesadaran global tentang kemajuan teknologi, stabilitas sosial, dan kehidupan makmur masyarakat China yang seringkali berbeda dari citra yang diberikan oleh pemberitaan di Barat.
Dengan terus berkembangnya pertukaran antarmasyarakat dan peningkatan aksesibilitas melalui kebijakan visa yang lebih longgar, semakin banyak wisatawan internasional yang tertarik untuk mengunjungi China. Diharapkan, kebijakan ini akan semakin mempererat hubungan antarnegara dan meningkatkan pertukaran budaya yang bermanfaat bagi semua pihak.