Omah Fakta – Pada Selasa (28/1), sebuah delegasi tingkat tinggi dari Rusia tiba di Suriah, menandai kunjungan pertama pejabat Rusia ke negara tersebut setelah kejatuhan pemerintahan Bashar al-Assad pada Desember 2024. Delegasi yang dipimpin oleh Mikhail Bogdanov, perwakilan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin untuk Timur Tengah dan Afrika sekaligus Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, juga termasuk Alexander Lavrentiev, utusan khusus presiden Rusia untuk Suriah.
Dalam pernyataannya kepada media, Bogdanov mengungkapkan bahwa tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk memperdalam hubungan yang telah terjalin lama antara Rusia dan Suriah. Bogdanov menekankan bahwa Rusia tetap berkomitmen untuk mendukung persatuan, kemerdekaan, serta integritas teritorial Suriah. Komitmen ini dianggap penting mengingat situasi politik yang terus berkembang di Suriah pasca-konflik. Selain itu, Rusia juga menyatakan dukungannya terhadap upaya rekonsiliasi nasional dan keharmonisan sosial di Suriah, yang telah lama dilanda perang.
Selama kunjungan ini, delegasi Rusia dijadwalkan untuk mengadakan serangkaian pembicaraan dengan pemimpin sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, serta menteri luar negeri sementara Suriah, Asaad Hassan al-Shibani. Namun, kedua belah pihak belum mengungkapkan secara rinci berapa lama kunjungan tersebut akan berlangsung dan poin-poin spesifik yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
Meskipun demikian, kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama politik dan diplomatik antara kedua negara. Rusia telah lama menjadi salah satu sekutu utama Suriah, memberikan dukungan militer dan politik yang signifikan selama perang saudara yang berlangsung di negara itu. Dukungan ini termasuk operasi militer yang dilakukan oleh pasukan Rusia untuk membantu pemerintah Suriah menghadapi berbagai kelompok pemberontak dan teroris.
Kunjungan ini juga datang pada saat yang krusial bagi Suriah, yang kini tengah berada dalam proses pemulihan setelah bertahun-tahun terjerat dalam konflik bersenjata. Kejatuhan pemerintahan Bashar al-Assad pada akhir 2024 telah memicu perubahan besar dalam lanskap politik Suriah, dan negara tersebut kini berusaha untuk membangun kembali stabilitas domestik serta hubungan internasional yang lebih luas. Meski pemerintah Suriah baru, yang dipimpin oleh Ahmed al-Sharaa, masih dalam tahap awal menjalankan pemerintahan, hubungan dengan Rusia tetap menjadi hal yang penting bagi negara tersebut.
Rusia, melalui kunjungan ini, berusaha untuk memastikan bahwa hubungan bilateral dengan Suriah tetap kokoh dan terus berkembang meskipun ada perubahan dalam struktur pemerintahan di negara tersebut. Selain itu, kunjungan ini juga menunjukkan betapa pentingnya Suriah dalam kebijakan luar negeri Rusia, khususnya di wilayah Timur Tengah yang strategis.
Secara keseluruhan, pertemuan ini mencerminkan tekad Rusia untuk memperdalam kerjasama dengan Suriah dan memastikan bahwa hubungan antara kedua negara terus berlanjut, meskipun situasi politik dan pemerintahan di Suriah mengalami perubahan signifikan. Kunjungan ini juga dipandang sebagai langkah penting dalam mendukung rekonsiliasi nasional Suriah dan memastikan keberlanjutan hubungan internasional negara tersebut, terutama dalam menghadapi tantangan pemulihan pasca-konflik.