Omah Fakta – Insiden kebakaran hebat terjadi di sebuah bangunan rumah sekaligus warung Tegal (warteg) yang terletak di Jalan Raya Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan seorang bocah berusia 8 tahun, Aska, kehilangan nyawa setelah terjebak di dalam bangunan yang dilalap api. Bangunan tersebut merupakan tempat usaha sekaligus tempat tinggal milik Naprilihin (55).
Beruntung, tiga anggota keluarga lainnya, yaitu Naprilihin sendiri, istrinya Sutriani (42), dan anak sulung mereka, Salsabila (14), berhasil menyelamatkan diri. Dengan bantuan warga, mereka melompat dari lantai dua bangunan yang sudah dikepung api.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Adam Dohiri, mengungkapkan bahwa kebakaran tersebut pertama kali diketahui oleh seorang saksi bernama Budi Rahman. Saat itu, sekitar pukul 23.30 WIB, saksi mencium bau asap yang menyengat dari dalam bangunan warteg yang berdekatan dengan tempat usahanya. Karena merasa curiga, ia pun keluar untuk memeriksa dan mendapati api telah berkobar di lantai dua warteg.
Budi Rahman segera bertindak dengan membantu penghuni bangunan yang masih berada di dalam. Naprilihin, Sutriani, dan Salsabila berhasil dievakuasi dengan cara melompat dari lantai dua. Namun, saat proses penyelamatan berlangsung, Naprilihin sempat mengatakan kepada saksi bahwa anak laki-lakinya, Aska, masih berada di dalam kamar dan tertidur lelap.
Mengetahui hal tersebut, Budi Rahman berusaha masuk kembali ke dalam bangunan guna menolong bocah tersebut. Sayangnya, kobaran api yang semakin membesar memaksanya untuk mundur dan keluar demi menyelamatkan diri. Upaya evakuasi lebih lanjut pun harus dihentikan karena kondisi yang semakin berbahaya.
Tetangga lainnya yang melihat kejadian tersebut segera berdatangan untuk memberikan pertolongan. Mereka juga berusaha menghubungi petugas pemadam kebakaran dengan meminta bantuan kepada pegawai SPBU yang berada di dekat lokasi kejadian.
Sekitar 20 menit setelah kebakaran terjadi, tiga unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi dan langsung melakukan pemadaman. Proses pemadaman berlangsung selama 40 menit sebelum api berhasil dikendalikan. Sayangnya, setelah api padam, petugas menemukan bahwa Aska tidak berhasil menyelamatkan diri dan telah meninggal dunia akibat terjebak di dalam bangunan yang terbakar.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran menyampaikan bahwa tingkat kerusakan bangunan akibat kebakaran ini mencapai 85 persen. Meskipun jumlah kerugian material belum dapat dipastikan, pihak keluarga masih berada dalam kondisi syok akibat kejadian tragis ini.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran, terutama di lingkungan pemukiman yang juga digunakan sebagai tempat usaha. Kepolisian dan petugas terkait masih melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui penyebab pasti dari kebakaran ini.